Mengenal jenis jenis batuan dan penjelasannya memberikan pemahaman bagi kita untuk mempelajari lebih jauh mengenai apa saja macam batu yang ada disekitar kita, khususnya untuk mengetahui klasifikasi batuan tersebut. Lantas ada berapa macam jenis batu yang ada di bumi ini? Untuk menjelaskan hal tersebut perlu adanya rincian yang banyak karena terdapat cukup banyak batu dan pengelompokan yang tidak akan mudah hanya dijelaskan secara ringkas saja. Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut komposisi mineral. Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
a. Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
b. Tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu;
c. Struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
d. Proses pembentukan
Untuk mengetahui lebih banyak tentang pengelompokan batuan dan penjelasan yang lebih lengkap, dibawah ini telah penulis rangkum beberapa jenis batuan yang ada di bumi dengan masing-masing keterangannya yang sekiranya mungkin dapat memberikan manfaat bagi anda pencari informasi tenang batuan.
Terbentuknya Batuan
Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi. Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.Batuan Beku
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.
Batuan Beku Dalam
Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.
* Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
* Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
* Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
* Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
* Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
* Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
* Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.
Batuan Beku Luar
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.
Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.
Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
Klasifikasi Batuan Beku
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.
Tekstur Batuan Beku
1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)
2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus à hanya dapat dilihat dengan mikroskop
3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.
4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massadasar.
Contoh batuan beku ;
1) Batu Apung
o Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gaso Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan,
terapung dalam air
o Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu,
di bidang industri digunakan sebagai bahan
pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.
2) Obsidian
o Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
|
o Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa
purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan
3) Granit
o Kegunaan : sbg bahan bangunan
4) Basalt
o Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguapo Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang
o Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan
/ pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
5) Diorit
o Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic
pada suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis,
dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi
suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan)o Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
o Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung
dan sbg bahan bangunan (hiasan)
6) Andesit
o Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.o Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga
o Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat
candi
7) Gabro
o Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan
ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun
retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya
dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan
bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat
sehingga bentuk mineralnya besar-besar
o Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
o Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding
)
8) Liparit
o Cara terbentuk :o Ciri : bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
o Kegunaan :
Batuan Metamorf
· Terjadi dalam suasana padat
· Bersifat isokimia
· Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa
· Terbentuknya tekstur dan struktur baru.
Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa. Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling umum dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.
Jenis-jenis metamorfosa adalah:
* Metamorfosa kontak à dominan pengaruh suhu
* Metamorfosa dinamik à dominan pengaruh tekanan
* Metamorfosa Regional à kedua-duanya (P dan T) berpengaruh
Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh mineral index antara lain:
· Staurolite: intermediate à high-grade metamorphism
· Actinolite: low à intermediate metamorphism
· Kyanite: intermediate à high-grade
· Silimanite: high grade metamorphism
· Zeolite: low grade metamorphism
· Epidote: contact metamorphism
Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate à phyllite à schist à gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan metamorf yang dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang inequigranular.
Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.
Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
· Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)
· Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen
· Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.
· Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.
· Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik
1)
Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari
batu gamping/kapur)
o Ciri : campuran warna berbeda-beda,
mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila
ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesah, keras dan mengkilap jika
dipoles
o Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami
perubahan suhu dan tekanan tinggi
o Kegunaan : untuk membuat
patung dan lantai/ubin
2) Batuan Sabak
o Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam,
dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis
o Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu
dan tekanan tinggi
o Kegunaan : dijadikan sbg
kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan untuk membuat atap rumah
(semacam genting)
3) Gneiss (ganes)
o Ciri : berwarna putih kebau-abuan, terdapat
goresan-goresan yang tersusun dari minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk
penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan, dan terbentuk
urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan
tersebut
o Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen
atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi.
o Kegunaan : dijadikan sbg
kerajinan
4) Sekis
o Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan
ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan
dengan kristal yang mengkilap dan terkadang ditemukan kristal garnet
o Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk
pada derajat metamorfosa tingkat menengah.
o Kegunaan : sebagai sumber mika
yang utama (satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor
dalam industri elektronika)
5) Kuarsit
o Ciri : berwarna Abu-abu, kekuningan,
cokelat, merah, sering
berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran sedang
o Cara terbentuk : metamorfose dari batuan pasir, jika
strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya.
Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi
kwarsa dan felsdpar.
o Kegunaan : dijadikan sbg
kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan
6) Milonit
o Ciri :
butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu,
kehitaman, coklat, biru
o Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi
dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir
batuan
o Kegunaan : dijadikan sbg
kerajinan
Batuan Piroklastik
Pyro à pijar
Klastik à fragmen
Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada permukaan sesuai dengan keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan piroklastik.
Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:
· Pyroclastic Flow Deposits
Macam :
– block & ash flows
-scoria flows
-pumice / ash flows
Distribusi / penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded bedding, paralel laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari kristal, litik, dan gelas (pumis); bagian bawah : pyroclastic surge deposits
· Pyroclastic Fall Deposits
· Pyroclastic Surge Deposits
Partikel, gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme turbulensi sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah base, ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi yang buruk.
Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya (Schmid, 1981)
Ukuran
|
Piroklas
|
Endapan piroklastik
| |
Tefra (tak terkonsolidasi)
|
Batuanpiroklastik (terkonsolidasi)
| ||
> 64 mm
|
Bom, blok
|
Lapisan bom / blok
Tefra bom atau blok
|
Aglomerat, breksi piroklastik
|
2 – 64 mm
|
lapili
|
Lapisan lapili atau
Tefra lapili
|
Batulapili (lapillistone)
|
1/16 – 2 mm
|
Abu/debu kasar
|
Abu kasar
|
Tuf kasar
|
< 1/16 mm
|
Abu/debu halus
|
Abu/debu halus
|
tuf halus
|
Berdasarkan terbentuknya, fragmen piroklast dapat dibagi menjadi:
· Juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku dipermukaan (fragmen gelas, kristal pirojenik)
· Cognate pyroclasts : fragmen batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang sama)
· Accidental pyroclasts : fragmen batuan berasal dari basement (komposisi berbeda)
Fragmen:
1. Gelas/ Amorf
2. Litik
3. Kristalin
Mineral-Mineral Alterasi
Alterasi = MetasomatismeMerupakan perubahan komposisi mineralogy batuan (dalam keadaan padat) karena pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam.
Proses alterasi merupakan peristiwa sekunder, tidak selayaknya metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogy batuan.
Beberapa contoh mineral alterasi antara lain:
· Kalkopirit
· Pirit
· Limonit
· Garnierit
· Epidote
· Malakit
· Khlorit
· Orphiment
· Realgar
· Galena
Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan lempung. Transportasi dari sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir, jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1. Batuan sedimen klastik à terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral
2. Batuan sedimen kimiawi à terbentuk karena penguapan, evaporasi
3. Batuan sedimen organic à terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan
Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya digunakan skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi dilakukan berdasarkan matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham, Embry-Klovan.
Contoh batuan sedimen ;
1)
Konglomerat
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena
gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikato Ciri : material kerikil-kerikil bulat,
batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya
o Kegunaan : untuk bahan
bangunan
2) Batu Pasir
o Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir,
warna abu-abu, kuning, merah
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena
gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : sebagai material
di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan
3) Batu Serpih
o Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat,
butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan
halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : sbg bahan bangunan
4) Batu Gamping (kapur)
Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan,
membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam
|
o Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti
siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari
kapu tidak akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
o Kegunaan
:
sbg bahan baku semen
5) Breksi
o Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang
berasal dari letusan gunung berapi
o Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini
terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat
o Kegunaan : dijadikan sbg
kerajinan dan sbg bahan bangunan
6) Stalaktit dan Stalagmit
o Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan
masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari
atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg lama
kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi
batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing.o Ciri : kuning, coklat, krem, keemasan,
putih
o Kegunaan : sebagai keindahan
alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan
7) Batu Lempung
o Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah,
abu-abu
o Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis
lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan
ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami
proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
o Kegunaan : dijadikan sbg
kerajinan
Sekian sedikit ilmu dari saya terima kasih sudah mengunjungi blog saya. Jika masih ada yang kurang paham silahkan anda bertanya.
Atikel nya sangata membantu gan.. menambah wawasan lagi nih,
ReplyDeletealzahar stone msebagai supplier batu alam menyediakan berbagai jenis
baru alam, marmer, granit dan bata expose
Kalau lagi cari jasa pembuatan kusen aluminium atau jasa pembuatan kusen aluminium Jakarta , yuk langsung aja cek karya alumindo
ReplyDelete